GUNUNGKIDUL – Warga Pedukuhan Gedangan I, Kalurahan Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul menggelar ritual adat Cing-cing Goling pada Kamis (28/07/2022) lalu. Tradisi tersebut digelar di tengah lahan sawah setempat.
Pemangku Adat Gedangan, Sugiyanto mengungkapkan jika tradisi Cing-cing Goling sendiri sudah bertahan selama ratusan tahun.
“Tahun lalu sempat tak digelar karena pandemi Covid-19, baru sekarang kembali dilaksanakan,” ujarnya memberikan keterangan pada Jumat (29/07/2022).
Menurut Sugiyanto, Cing-cing Goling merupakan ritual wujud syukur atas hasil panen.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi hiburan masyarakat setempat karena keunikannya.
Ritual dijalankan dengan membawa uba rampe dalam jumlah banyak dan diikatkan pada sebuah batang panjang, lalu diarak bersama.
Uba rampe berasal dari warga yang dibuat dari ingkung ayam, di mana nantinya akan dibagi-bagikan.
Menurut kepercayaan warga, tradisi Cing-cing Goling ini ada keterkaitan dengan mitos tentang seorang putri Kerajaan Majapahit.
Alkisah, ia berlari dari kejaran perampok yang mengincar kecantikannya.
“Sang putri dikisahkan terus berlari sambil mengangkat bagian bawah pakaiannya, yang disebut sebagai Cing-cing,” jelas Sugiyanto.
Keunikan Ritual Cing-cing Goling rupanya sudah dikenal luas oleh masyarakat hingga dari luar Gunungkidul.
Bahkan tradisi ini masuk daftar Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada 2020 lalu.
Sugiyanto berharap tradisi ini terus bertahan ke depannya.
“Bagi warga yang percaya, tradisi ini bisa mendatangkan keselamatan dan rezeki,” katanya.
Ritual Cing-cing Goling turut menarik perhatian Bupati Gunungkidul Sunaryanta. Ia secara khusus datang untuk menyaksikan langsung tradisi unik tersebut.
Ia pun juga berharap tradisi ini terus bisa dilaksanakan ke depannya.
Termasuk diupayakan agar tidak punah, seiring dengan perkembangan zaman.
“Tradisi ini harus tetap dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya di Gunungkidul,” kata Sunaryanta.
sumber: tribunjogja.com