Presiden Instruksikan Kemenag RI Membuat Tahun Toleransi, GP Ansor Gunungkidul Menginisiasi Pencanangan Desa Wisata Kerukunan

Gunungkidul – Dalam rangka merintis Desa Wisata Kerukunan, Kementerian Agama Gunungkidul menyelenggarakan dialog antar umat beragama di Aula pantai Ngobaran Saptosari, Minggu (29/11).

Pencanangan Desa Wisata Kerukunan tersebut diinisiasi oleh Gerakan Pemuda Ansor Gunungkidul yang kedepan akan menjadi pilot projek untuk melaksanakan program moderasi agama di seluruh wilayah Gunungkidul. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Drs. H. Saban Nuroni M.A.

“Utama kami adalah membuat pola kehidupan di masyarakat dan kita hadirkan stafsus untuk memulai bahwa dari DIY. Inilah virus kebaikan kita tularkan maka dari itu kita membarengi dengan kegiatan suspelat atau kursus pelatih Banser dan ini secara nasional diikuti oleh 62 utusan dan harapannya visi misi yang dibangun adalah kebersamaan” ungkap Saban Nuroni.

Dalam kesempatan ini, Wakil Bupati Heri Susanto yang hadir untuk membuka kegiatan pencanangan Desa Wisata Kerukunan menyampaikan bahwa dalam konteks kerukunan umat beragama, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berharap sinergitas yang sudah sangat baik kedepan bisa konsisten yang pada akhirnya virus-virus kebaikan bisa disebarkan di masyarakat.

“Tentu NKRI yang senantiasa kita gaungkan bahwa Ini adalah sebuah keniscayaan yang harus menjadi pertaruhan bahwa kita harus tetap menjadi satu kesatuan sehingga dalam konteks pembangunan Desa Wisata Kerukunan. Mudah-mudahan ini menjadi cikal bakal agar kiranya kerukunan umat beragama semakin kuat yang akhirnya bisa memberikan sumbangsih yang positif bagi kepentingan bangsa dan negara” ungkap Heri Susanto.

Kerukunan merupakan tujuan utama dimana pada tahun ini program moderasi beragama sudah masuk RPJMM 2020-2024. Sehingga ketika program ini sudah masuk dalam rancangan pembangunan Nasional jangka menengah diharapkan tidak hanya Kementerian Agama tetapi seluruh kementrian lembaga untuk bisa mendukung penuh program moderasi keagamaan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kanwil Kemenag DIY, Dr. Masmin.

“Kita sadar dan kita tahu Indonesia berdiri, Indonesia merdeka itu didukung oleh seluruh komponen bangsa,maka agar kita untuk terus tetap memperyahankan kemerdekaan dan mengisi pembangunan bangsa unruk menuju cita-cita kesejahteraan kemakmuran lahir dan batin, persatuan dan kerukunan merupakan hal pokok yang penting” ungkap Masmin.

Dalam kesempatan ini juga, Staf Khusus Menteri Agama RI Bidang Kerukunan Umat Beragama, Dr. H. Habib Nuruzzaman menyampaikan bahwa karena banyaknya persoalan serius dari kelompok kecil yang mempertanyakan konsesus kebangsaan tetapi terus mempertanyakan NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika hingga berkeinginan mengganti dan merubah apa yang sudah menjadi kesepakatan bangsa ini serta adanya kelompok yang mengkalim dirinya paling benar untuk itu Presiden meminta Kemenag menyiapkan peta jalannya untuk membuat tahun toleransi.

“Kita boleh mengakui kita benar dan orang lain salah tetapi kita tidak boleh memaksa orang lain mengikuti kebenaran kita dan kita harus mentolelir apa yang mereka anggap benar. Dan Saya harus menghargai bahwa kebenaran yang dimilikinya juga benar. Itulah kuncinya bagaimana kita melakukam toleransi antar sesama, kita sudah melakukan pemetaan terhadap 15000 penyuluh agama di 8 provinsi yang menjadi sasaran utama kita dan kita menemukan sesuatu yang luar biasa” ungkap Habib Nuruzzaman.

Pembukaan program moderasi keagamaan ditandai dengan pemukulan rebana oleh Staf Khusus Menteri Agama RI Bidang Kerukunan Umat Beragama, Dr. H. Habib Nuruzzaman, Kepala Kanwil Kemenag DIY, Dr. Masmin, Wakil Bupati Heri Susanto S.Kom, M.Si dan Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Drs. H. Saban Nuroni M.A.

 

sumber: gunungkidulkab.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *