Gunungkidul – Program optimasi lahan kering (OPLA) Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul kembali meresmikan pembangunan sumur bor. Kegiatan kali ini bertempat di wilayah Banaran Playen menyasar di kelompok tani Sedya Mulya.
Kegiatan ini dihadiri dan diresmikan langsung oleh Bupati H. Sunaryanta, Senin (22/11).Dengan ditandai pengguntingan pita dan penanda tanganan prasasti. Dalam kesempatan tersebut Bupati juga meninjau langsung lokasi pembangunan sumur bor berjarak lebih dari 400 meter dari lokasi peresmian.
Bupati H. Sunaryanta menilai dengan pembangunan sumur bor dan irigasi ini adalah bentuk nyata suport pemerintah melalui dinas terkait dalam upaya pemenuhan kebutuhan air dalam rangka sektor pertanian di lahan kering sehingga peningkatan produksi dapat tercapai dan kesejahteraan masyarakat petani dapat diwujudkan.
Lebih jauh Bupati menyinggung terkait pertumbuhan ekonomi pada pada triwulan pertama yang mengalami tren positif dan di triwulan 3 mengalami kontraksi. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen dapat terus membaik dan harapanya di akhir tahun ada peningkatan.
Dalam hal ini Lurah Banaran Suminto mengucapkan terimakasih dengan adanya program sumur bur untuk pertanian dan berharap program ini dapat bermanfaat bagi masyarakat di 3 desa Banaran, Logandeng dan Bandung.
Dalam program pertanian di luar bantuan pemerintah wilayah desa banaran juga mendapat 11 titik bantuan dari Jendral Joni berupa pralonisasi.
Dukuh Glidag Ega Oktaviana menyampaikan bahwa proyek pembangunan sumur bur bersumber dana APBD.
“Harapan kedepan petani lebih giat dalam produksi bahan tani dan perubahan pola tanam seperti biasanya, menjadi pola tanam padi, padi dan palawija maupun padi, palawija, palawija sehingga dalam satu tahun penuh dapat terus berproduksi untuk meningkatkan taraf pendapatan” ungkapnya.
Adapun target operasional sumur ini mampu mengairi lahan masing-masing kelompok seluas 25 hektar.
Secara terpisah Sekretaris Dinas Pertanian dan pangan Raharjo Yuwono menyampaikan bahwa program sumur irigasi perpompaan swakelola senilai Rp.142.125.000 tersebut untuk membangun 2 unit sumur bur di tiap kelompok tani.
“Ada 6 kelompok tani yang tersebar di 3 desa meliputi Banaran, Bandung, Logandeng sehingga jumlah total ada 12 titik sumur irigasi” ungkap Raharjo.
sumber: gunungkidulkab.go.id
|