Karangmojo (MTsN 8 Gunungkidul) — Guna mewujudkan harapan menuju madrasah penguatan, MTsN 8 Gunungkidul mengadakan pelatihan membatik bagi guru dan tenaga pendidik serta para siswa yang telah terselenggara sejak Senin (23/11/2020). Kegiatan yang diikuti oleh 54 peserta ini rencananya berlangsung selama dua hari, yakni sampai Selasa (24/11/2020). Pelatihan membatik ini merupakan sebuah terobosan untuk menuju madrasah penguatan dengan mempertimbangan kondisi madrasah baik meliputi sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya. Keterampilan membatik menjadi sebuah pilihan untuk madrasah penguatan MTsN 8 Gunungkidul.
Kegiatan pelatihan yang secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, Arief Gunadi ini menghadirkan narasumber pembatik lokal Aleyya Batik Tancep, Ngawen, Gunungkidul. Dalam pidato sambutannya Arief sempat memberi apresiasi positif terhadap pelaksanaan kegiatan ini.
“Alhamdulillah saya dapat menghadiri satu acara yang sangat monumental dan spektakuler ini yaitu pelatihan membatik. Harapannya dengan melalui pelajaran membatik ini akan muncul inovasi-inovasi yang lain tidak hanya dalam ilmu saja tetapi hingga pada psikomotor.” tandasnya.
Salah satu komponen pendidikan itu adalah kurikulum. Dengan memasukkan keterampilan membatik dalam kurikulum, tentu akan memberikan penguatan terhadap kurikulum madrasah.
“Pelatihan membatik ini kita persiapkan dalam rangka menuju madrasah penguatan untuk kurikulum madrasah 2021/2022. Kegiatan ini melibatkan guru seni budaya dan beberapa guru lainnya serta beberapa perwakilan siswa. Ini langkah awal yang kami tempuh untuk mewujudkan harapan kami menuju madrasah penguatan dengan keterampilan membatik.” jelas Hamid, Kepala MTsN 8 Gunungkidul.
Pada hari pertama pelatihan peserta dapat menyerap materi dan praktik langsung tata cara membatik. Dari delapan langkah membatik, peserta pelatihan sudah dapat melakukan kegiatan membatik hingga urutan ke tiga, yaitu colet , colet adalah mewarnai sebagian motif batik pada batik yang sudah tertutupi malam, menggunakan kuas atau spons.
sumber: gunungkidul.kemenag.go.id