GUNUNGKIDUL—Musim tanam padi, jagung dan kedelai di periode pertama 2019/2020 telah selesai di akhir 2019. Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul mencatat hasil akhir lahan tambah tanam (LTT) padi seluas 49.569 hektare (ha) atau 101,47%; jagung 45.044 ha atau 98.02%; dan kedelai 505 ha atau 67.33 % dari target. “Data ini merupakan luasan tanam yang terealisasi di musim tanam pertama tahun ini,” kata Kabid Tanaman Pangan DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono, Jumat (3/1/2019).
Raharjo menuturkan angka tersebut merupakan target yang ditetapkan guna menyukseskan surplus panen di 2020. Ia tak menampik jika target jagung belum tercapai sepenuhnya, namun untuk kedelai masih bisa ditingkatkan di masa tanam kedua. “Untuk kedelai belum tercapai karena luas tanam lebih banyak di musim tanam kedua pada Februari dan Maret mendatang,” ujarnya.
Untuk hasil panen Raharjo optimistis target bisa tercapai. Optimisme ini didukung prediksi hujan yang bakal berlangsung secara normal, Berdasar prakiraan BMKG, musim kemarau bakal dimulai pada Juni dan Juli. “Prediksi ini berbeda dengan kemarau 2019 yang datang lebih awal di mana pada April sudah tidak ada hujan,” paparnya.
Untuk intensitas curah hujan, berdasar pantauan di lapangan hujan sudah turun merata di seluruh kecamatan dengan curah hujan rata-rata 259 milimeter. “Curah hujan sudah melampaui atau di atas normal sehingga sudah tidak ada masalah kekurangan air untuk pertanian,” ujarnya.
Untuk kerusakan tanaman akibat cuaca ekstrem, Raharjo menyatakan hingga saat ini belum ada laporan. “Dari laporan koordinator pengamat organisme pengganggu tumbuhan [OPT] tidak ada laporan kerusakan tanaman karena banjir,” ujarnya.
sumber: harianjogja.com