Pembinaan Generasi Muda Hindu Kabupaten Gunungkidul

Untuk  menguatkan sradha dan bhakti dalam rangka mewujudkan Sumber Daya Manusia Hindu yang unggul dan berkwalitas PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan Pembinaan Generasi Muda Hindu di Pura Bhakti Widhi Bendo, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul. Pembinaan generasi muda tahun ini mengambil tema “Melalui Pembinaan Generasi Muda Hindu; Kita Wujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Yang Unggul dan Berkwalitas” demikian disampaikan Panitia Pelaksana, Wida Pramastuti di sela acara pembinaan.

Acara Pembinaan Generasi Muda di Pura Bhakti Widhi Beji tersebut berlangsung khidmat selama lebih kurang 4 jam menghadirkan dua narasumber yaitu Purwanto, M.Pd.H. dan Suherman, M.Pd.H. Purwanto sesuai dengan tema menyampaikan materi berjudul “Peran Generasi Muda Hindu dalam Kegiatan Keagamaan Hindu di Gunungkidul. Ia menekankan pemuda Hindu harus menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai cara. Media komunikasi saat ini sudah sedemikian canggihnya, sehingga harus dimanfaatkan yang positif serta melakukan kegiatan keagamaan. Pemuda harus dapat berperan memberikan dharma wacana dalam kegiatan upacara keagamaan. Pemahaman agama saat ini harus lebih baik karena pemuda juga telah mendapatkan Pendidikan agama Hindu formal di sekolah. Purwanto berharap Pemuda Hindu harus bisa membangun organisasi keagamaan di lingkungan Pura masing-masing dengan mendirikan Paguyuban Generasi Muda Hindu atau yang lebih besar tergabung dalam Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia pada tingkat Kabupaten, demikian harapnya.

Sedangkan Suherman, M.Pd.H. dalam ceramahnya mengedepankan Ajaran Etika Hindu di Era Digital. Tantangan terberat saat ini adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, agama Hindu mengajarkan etika di berbagai bidang. Salah satunya dalam menggunakan media sosial. Sebagian besar pemuda kita menggunakan Twitter, Facebook dan Whatsapp, serta bentuk media lain. Generasi muda harus diarahkan pada sisi positif dalam bermedia sosial sehingga jangan sampai menimbulkan masalah dalam bermedia sosial. Kita bisa belajar agama dengan fokus, mendengarkan dharma wacana melalui youtube, belajar berdoa sehari-hari dengan aplikasi doa sehari-hari, belajar sloka dan sebagainya.

 

sumber: SETDA Gunungkidul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *