Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Yogyakarta lakukan penanaman padi di Desa Pengkok, Kecamatan Patuk, Jumat (5/4/2019). Namun dalam penanaman tersebut Kepala BPTP Yogyakarta, Joko Pramono sempat merasa khawatir terhadap bibit yang ditanam, mengingat masa tanam berlangsung pada penghujung musim penghujan.
Joko mengatakan rasa khawatir tersebut karena beberapa daerah di Kabupaten Gunungkidul sulit air ketika memasuki musim kemarau. Meskipun begitu, dirinya mengaku sudah memprediksi hal tersebut dengan beberapa langkah.
“Memang kita sudah hitung-hitungan. Kita punya informasi dari ketersediaan sumber air, makanya kita segera tanam. Jadi petani tidak terlalu menunggu lama karena untuk memanfaatkan curah hujan yang terbatas,” ucapnya.
Pihaknya juga mengenalkan beberapa varietas baru yang memiliki keunggulan waktu panen cenderung lebih singkat dibandingkan dengan varietas biasa.
“Kita juga memperkenalkan varietas yang umurnya pendek. Yang biasanya 120 hari panen, maka kita mengunakan varietas yang umur panennya hanya 104 hari,” imbuhnya.
Berikutnya, ia menjelaskan selain menggunakan varietas yang mempunyai waktu panen singkat, pihaknya juga menggunakan varietas padi yang lebih tahan terhadap kekeringan.
“Jika nanti memang kekurangan air, dapat juga memanfaatkan air yang ada di sungai sekitar sini dengan cara dipompa. Memang tidak kita pilih semua tempat untuk melakukan penanaman, seperti di Desa Playen yang kita upayakan bisa panen dua kali,” katanya. Joko menuturkan pihaknya memperkenalkan cara tanam jajar legowo super, yang bertujuan meningkatkan produktifitas dalam satuan luas.
Jajar legowo sendiri bertujuan agar memunculkan border efek, yaitu tanaman tepi yang biasanya lebih tinggi di pematang.
Diharapkan dengan jajar legowo ini, padi seperti tanaman tepi yaitu lebih tinggi.
“Pada komponen jajar legowo super ini kami memasukkan beberapa teknologi yang kita implementasikan, mulai dari varietas unggul, benihnya kita sudah terkandung pupuk hayati, jadi benihnya dalam pertumbuhan terhindar dari hama, kemudian tanamnya juga menggunakan mesin yang merupakan upaya untuk antisipasi tenaga kerja tanam,” paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menuturkan pihaknya tidak terlalu khawatir kalau saat melakukan penanaman kali ini di penghujung musim penghujan.
“Daerah sini ada sungai jadi kami tidak terlalu khawatir ditambah lagi kami sudah memberikan bantuan berupa pompa air yang dapat dimanfaatkan petani ketika musim kemarau datang,” katanya.
Bambang menjelaskan pihaknya menargetkan 55.888 hektar pada tahun ini pihaknya telah merealisasikan 51.385 hektar yang sudah ditanam dan sebagian sudah dipanen, dan panen hasilnya cukup baik.
“Saya datang ke 13 lokasi panen dan rata-rata menghasilkan 7-11 ton dan selama ini belum ada laporan serangan hama kami langsung memonitoring jika ada serangan hama langsung kami tindak lanjuti agar tidak menyebar,” pungkasnya.
sumber: TribunJogja.com