Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI Di Dampingi Bupati Gunungkidul Panen Raya Perdana Jagung Di Bleberan, Playen

Sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu penghasil jagung terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini, Kabupaten Gunungkidul sedang memasuki musim panen palawija khususnya  jagung. Produktivitas jagung pipil kering di Gunungkidul tahun ini rata-rata mencapai 4,6 ton – 4,9 ton per hektar dan menurut data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, luas tanam jagung tahun 2019 diperkirakan mencapai 46.674 hektar.

Kecamatan Playen merupakan salah satu kecamatan produsen jagung yang memiliki kontribusi cukup besar dalam produksi jagung di Kabupaten Gunungkidul. Tahun 2019, luas tanam jagung di Kecamatan Playen mencapai 2.726 hektar.
Secara simbolis panen raya pertama dilaksanakan di Desa Bleberan, Sabtu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Gatot Irianto, MS, DAA, bersama Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos., (9/2)  melakukan panen raya perdana jagung hibrida seluas 300 hektar.
Ketua kelompok tani, Sumari, disela panen raya tersebut mengatakan, produksi panen jagung hibrida mencapai 9,7 ton per hektar pipil kering. Atau setidaknya 13,7 ton per hektar pipil basah “Hasilnya cukup memuaskan, makanya kami mengharapkan  pemerintah menghentikan import,” tandasnya.

Menurutnya, petani lokal mempunyai komoditas jagung sendiri sehingga tidak ada alasan mendasar import dilakukan. Selain itu dirinya berharap kestabilan harga juga menjadi perhatian pemerintah.

“Saat ini berkisar Rp. 5.000 per kilogram. Meski berisiko turunnya tak terlalu jauh,” harap Sumari. Khusus di kawasan Desa Bleberan luas tanaman jagung mencapai 748 hektar. Sementara untuk yang siap dipanen dalam waktu dekat ini sekitar 300 hektar.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos., menyampaikan bahwa panen jagung tahun ini lebih bagus dari tahun sebelumnya. “Produktivitas jagung tahun ini mencapai sekitar 4,6 – 4.9 ton sehingga kami optimis bahwa produksi jagung tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun lalu”, ungkap Bupati.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Gatot Irianto dipan para petani. “Pemerintah terus menggalakkan program upaya khusus dalam rangka meningkatkan produktivitas khususnya komuditi padi, jagung dan kedelai (Pajale). Bantuan benih, saprodi dan alsintan terus digelontorkan oleh Kementerian Pertanian dalam upaya menjaga produksi pajale”, jelas Gatot. Dirinya juga mengklaim Kementan telah melakukan langkah agar harga tetap stabil serta mengungkapkan harga jagung selama ini tetap dan tidak merosot.

“Menjaga harga dengan mengendalikan impor, yang kedua yakni dengan menjaga pertanaman sepanjang tahun,” terangnya.

Menurut Dirjen Tanaman Panga, penanaman jagung sepanjang tahun untuk memastikan pasokan tetap tersedia. Sementara yang ketiga, harga dijaga dengan melakukan efisiensi. Sehingga harganya tetap kompetitif meski ada jagung dari luar.

Pihaknya menyambut baik jajaran pemerintah daerah yang mengupayakan peningkatan produktivitas jagung. Agar lebih maksimal Gatot menghimbau di lahan-lahan yang subur saat musim hujan seperti ini supaya ditanami jagung.

Tampak hadir pula dalam panen raya jagung tersebut adalah Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko, Kepala Dinas Pertanian Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, Dandim 0730/GK, M. Taufik Hanif, Y., Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang, Kepala BPTP Yogyakarta dan Kepala Balai Karantina Pertanian Yogyakarta.

 

sumber: Web Portal Gunungkidul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *