SEMINAR DAN RAPAT KERJA GPMB DALAM MEMPERINGATI ULANG TAHUN KE-13 GPMB DIY

Pengurus Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Gunungkidul yang dalam hal ini diwakili oleh Siti Indarwati, SIP., dan Rusti Faqiroh, S.Pd., M.Pd. menghadiri acara peringatan 13 tahun GPMB DIY yang ditandai dengan pemotongan tumpeng, Seminar “Etika Berbahasa di Media Sosial” dan Rapat Kerja GPMB di Grhatama Pustaka BPAD DIY (Kamis/12/2018). Dalam seminar tersebut menghadirkan narasumber Kepala Balai Bahasa Drs. Pardi, M.Hum. dan Kepala Lembaga Kebudayaan PP Aisyiah Mahsunah Syakir, SE., M.E.K. serta moderator Wahyudi Djaja, SS., M.Pd.

Kepala Balai Bahasa Yogyakarta Drs. Pardi, M.Hum., menyampaikan pentingnya merespon komunikasi secara tepat dan benar. Bahasa adalah representasi diri sehingga kepribadian, kedewasaan, dan intelektualitas akan terbaca dari bahasa yang digunakan. Kita tidak boleh terjebak pada informasi yang spekulatif, hoax, dan kabar burung yang bisa menjerumuskan kita ke dalam kasus-kasus hukum, mulai pencemaran nama baik sampai menyebarluaskan kebohongan. Selain itu, Pardi menekankan terhadap penghayatan sila keempat Pancasila.Kata ‘hikmat’ dalam konteks penggunaan media sosial bisa dimaknai cerdas dan bijaksana. Cerdas dalam menerima dan membaca informasi, bijaksana dalam menyikapi dan memberikan respon.

Narasumber kedua Mahsunah Syakir, SE., M.E.K., mencoba mengkolaborasi elemen dasar literasi digital. Mengutip Iin Hermiyanto, literasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi untuk membangun pengetahuan baru. Disitulah perlunya pemahaman tentang ilmu dan etika berkomunikasi. Mahsunah menjelaskan dampak penggunaan bahasa yang keliru bisa berakibat fatal. Kesalahan menggunakan bahasa bisa menyinggung perasaan orang lain, pencemaran namabaik orang lain, juga menyebabkan ambiguitas pemahaman sehingga  melahirkan persepsi yang keliru. Pengguna media sosial harus membiasakan  berpikiran positif, bijak bersikap, tak terjebak pada komentar yg bias, tidak mudah tersinggung, dan tidak membawa ke arak konflik. Tidak perlu juga memviralkan berita dengan konten negatif, dan bila perlu crosscheck dan recheck untuk menemukan kebenaran. Mahsunah berpesan agar pengguna medsos memakai bahasa yang sesuai dengan lawan bicara, gaya bahasa yang digunakan tidak menimbulkan salah tafsir, memakai simbol dan ikon yang tepat dan menghindari singkatan yang membingungkan. Selain itu juga mengingatkan pentingnya pengguna medsos untuk menghargai privasi orang lain, hindari ujaran kebencian, beri informasi yang jelas referensinya, dan jauhi kalimat pornografi.

Dalam Rapat Kerja GPMB yang dihadiri oleh sejumlah pengurus GPMB DIY dan Ketua GPMB Kabupaten/Kotamadya se-DIY ditegaskan bahwa perlu adanya program kerja yang jelas di tahun 2019 untuk membuktikan eksistensi  GPMB dalam meningkatkan  literasi masyarakat Yogyakarta. GPMB harus bisa membangun kerjasama dengan berbagai pihak misalnya kepala desa yaitu untuk menyelamatkan kearifan lokal agar  tidak hilang akibat arus zaman. GPMB DIY diharapkan dapat menyamakan persepsi dan gerak langkah agar di tahun 2019 bisa lebih eksis dan bermakna bagi masyarakat.

 

sumber: DPK Gunungkidul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *