Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Gunungkidul, Dr. Immawan Wahyudi, MH dalam membuka acara paparan akhir Analisis Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabuapaten Gunungkidul bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunungkidul di Hotel Cyka Raya, Wonosari (30/10/2018). “Statistik bukan matematika, sehingga penentuan angka kemiskinan dengan statistik melalui survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dapat dilakukan dengan statistik yang ramah terhadap dinamika sosial bukan rumus yang kaku”, tegas Immawan.
“Kolaborasi dan koordinasi antar OPD terutama Diskominfo dengan Bappeda, diperlukan dalam dalam rangka update Basis Data Terpadu”, kata Immawan.
Pada kesempatan ini dilaksanakan Paparan Akhir Analisis Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul oleh tim BPS Kabupaten Gunungkidul yg dipimpin Drs. Sumarwiyanto, Kepala BPS dipandu oleh Kepala Bidang Persandian dan Statistik Dinas Kominfo, Joko Hardiyanto, SP, M.Eng. Kabid Persandian dan Statistik menyampaikan bahwa pekerjaan ini merupakan kegiatan Swakelola yang dikerjakan oleh BPS Kabupaten Gunungkidul dan dibiayai oleh APBD melalui DPA Dinas Kominfo Kabupaten Gunungkidul.
Dalam paparan akhir, Tim yang diwakili oleh Bapak Paulus menyampaikan kondisi kemiskinan yang ada di Kabupaten Gunungkidul diukur menggunakan garis kemiskinan. Jika dibandingkan dengan daerah di sekitarnya, Garis kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul relatif tidak setinggi Kabupaten Klaten, Bantul, Sukoharjo, Kulonprogo dan Wonogiri dari tahun ke tahun. Hanya Kabupaten Pacitan yang garis kemiskinannya ada di bawah Kabupaten Gunungkidul. Paparan akhir ini dihadiri Asisten Pemerintahan dan Kesra, Drs. Sudodo, MM, Sekretaris Diskominfo dan jajaran serta perwakilan OPD yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan di Gunungkidul.
sumber: Web Portal Gunungkidul