Destinasi Wisata Desa Bleberan divisitasi Tim ISTA

Destinasi wisata di Kabupaten Gunungkidul khususnya Desa Bleberan mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan. Sehingga alam yang baik dapat memberikan dampak positif bagi sosial ekonomi, juga spiritual. Bumdes Desa Bleberan yang dipimpin Tri Harjono bersama elemen masyarakat ini memiliki potensi wisata dengan ciri khas tertentu dan berbeda dengan wilayah lain.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Gunungkidul, Dr H Immawan Wahyudi, MH, saat menyampaikan sambutan dalam acara Pengumuman dan Nomine dan Visitasi Lapangan Indonesian Sustainable Tourism Award (ISTA)Tahun 2018 di Goa Rancang Kencono, Padukuhan Mengguran, Desa Beleberan, Kecamatan Playen, Jumat (12/10).

Dijelaskan pula, “secara umum Kabupaten Gunungkidul ditopang oleh kekuatan kultural yang sangat signifikan berdasarkan partisipasi dan swadaya masyarakat yang cukup besar,” ungkapnya.

“Persatuan guyup rukun dan gotong royong menjadi modal dasar yang kuat dalam setiap kegiatan di masyarakat, sehingga yang berat menjadi ringan, yang sulit menjadi mudah”.

Destinasi wisata di Gunungkidul, khususnya desa Bleberan mulai ada kepedulian terhadap lingkungan, sehingga alam yang baik dapat memberikan dampak yang baik terhadap sosial ekonomi pad masyarakat sekitar.

Lebih lanjut wakil bupati menjelaskan, pariwisata tanpa memiliki pemikiran yang komprehensif maka akan cepat lumpuh sehingga ide-ide harus terus dibangun dengan sungguh-sungguh demi pengembangan pariwisata.

Hal ini telah terbukti Desa Bleberan telah mengelola pariwisata melalui Badan Usaha Milik Desa (BumDes). Apa yang diperoleh dari wisata Desa Bleberan masuk ke desa dan dinikmati bersama untuk kesejahteraan masyarakat desa Bleberan.

Ditambahkan, kehadiran destinasi wisata di desa Bleberan ini menurut kami sudah memenuhi standar kebutuhan masyarakat serta memelihara lingkungan secara baik memberikan manfaat kepada masa depan yang cerah untuk Desa Bleberan. Semua dijalankan masyarakat dengan rasa sosial guyub rukun yang tinggi sehingga dengan biaya sedikit memperoleh hasil yang maksimal.

“Guyub rukun yang menjadi kearifan lokal di Desa Bleberan merupakan energi terbesar sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

Setelah kegiatan acara di Goa Rancang Kencono dilaksanakan peninjauan lapangan antara lain; sistem pengolahan sampah, pengelolaan air limbah, sumber energi, kegiatan komunitas, situs budaya dan atraksi wisata di Desa Beleberan.

Di sela peninjauan lapangan Dewan Juri juga mengatakan bahwa, Dewan Juri Kehormatan I Gede Ardika, anggota World Committee on Tourism Ethics of UNWTO dan Mari Elka Pangestu, sebagai Leadership Council UN Sustainable Development Solution Network direncanakan akan hadir ke Desa Bleberan, pada, 22 Oktober 2018 mendatang.

Selain Wakil Bupati, tampak hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pariwisata, Ir. Asti Wijayanti, M.A., beserta jajaran, Camat dan unsur Forkopimca Kecamatan Playen, Dewan juri ISTA 2018 dari Kemenpar RI, Roby Ardiwidjaya, dan Erric Tatimu, Asesor ISTA Tahun 2018.

 

sumber: Web Portal Gunungkidul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *