Pemerintah pusat dan seluruh daerah sentra-sentra pertanian di Indonesia, telah memulai pelaksanaan Program UPSUS PAJALEBABESATE atau Upaya khusus penanaman padi, jagung, kedelai (PAJALE), bawang merah dan cabe (BABE) hingga sapi dan tebu (SATE). Kementerian Pertanian menggulirkan program yang dapat mempercepat peningkatan produksi untuk mencapai cita-cita swasembada pangan yang dimulai dari komoditas tanaman pangan.
Untuk turut serta mensukseskan Program Nasional UPSUS PAJALEBABESATE di Kabupaten Gunungkidul, Dinas Pertanian mengadakan kegiatan apel siaga dan lokakarya dengan tema Peran Penyuluh Pertanian (PNS, THL, Penyuluh Swadaya) Menghadapi Musim Tanam I (MT.1) tahun 2018/2019 di Bangsal Sewokoprojo (23/08). Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir Azman Latif membuka acara ini mewakili Bupati Gunungkidul, didamping Kepala Dinas Pertanian Ir Bambang Wisnu Broto, dan juga para penyuluh pertanian se Gunungkidul.
Penyuluh pertanian merupakan salah satu penggerak bagi para petani sebagai pelaku utama yang memberikan pendampingan dan pembinaan bagi petani, agar sumber daya petani semakin baik, dan dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam pola pertanian, sehingga mendorong peningkatan produksi pertanian. Sehingga ketersediaan tenaga penyuluhan dalam pengawalan dan pendampingan ini menjadi unsur penting untuk mensukseskan Program Nasional UPSUS PAJALEBABESATE.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak intensifikasi pendampingan bagi para petani Gunungkidul sebagai sentra pertanian DIY khususnya pertanian lahan tadah hujan. Sebagai upaya meningkatkan produktivitas bahan pangan pokok, seperti padi sawah maupun padi gogo, jagung dan kedelai dan juga tanaman hortikultura seperti bawang merah dan cabe. Komoditas tersebut memiliki prospek ekonomis yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi para petani.
Pada sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir Azman Latif, Bupati berharap kedepan petani Gunungkidul semakin produktif meski usaha taninya dilakukan secara intensif hanya pada iklim tertentu, maupun lahan-lahan tadah hujan yang sangat bergantung pada kecukupan air dimusim hujan. “Dengan pola pendampingan yang cukup, maka SDM petani semakin berkualitas, kreatif dan produktif, sehingga produk pertaniannya semakin berdaya saing dan bernilai tinggi dipasaranTeruslah berkontribusi nyata bagi pembangunan pertanian di Gunungkidul guna mendukung terwujudnya Kabupaten Gunungkidul yang semakin berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera”, pungkasnya.
sumber: Web Portal Gunungkidul