Sultan : Pramuka Harus Menjadi Benteng Budaya dan Perekat NKRI

Memperingati Hari Pramuka ke 57 tahun 2018, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Apel Besar di Stadion Sultan Agung Bantul, tak kurang 15000 perwakilan anggota Pramuka se – DIY tampak memenuhi area Stadion pagi tadi. Kegiatan yang dihadiri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta Ketua Kwarda Gerakan Pramuka DIY GKR Mangkubumi, Sekretaris Daerah DIY, Bupati/Walikota se DIY atau yang mewakili, Jajaran Muspida
Kabupaten Bantul, Kepala OPD, Camat, anggota Pramuka dan sejumlah awak media.

Pada kesempatan ini Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos., juga hadir sebagai Penerima Lencana Dharmabakti, selaku Ketua Mabicab, selain Bupati penerima penghargaan juga diberikan kepada, Ketua Kwarcab, Drs. Sudodo, M.M., Waka Kwaran Wonosari, Suhardi, SPd., M.MPd.,. Penerima Lencana Pancawarsa Utama diberikan kepada, Haris Madiyono, Pelatih Pembina Pramuka Kwarcab Gunungkidul, penghargaan tersebut diberikan, Selasa, (14/08).

Sedangkan Lencana Pancawarsa VI, diterimakan kepada Budi Cahyono selaku Andalan Kwarcab Gunungkidul, kemudian Lencana Pancawarsa III diberikan Kepada Edy Suryanta, selaku Sekretaris Kwarcab, penghargaan ini diberikan, senin (13/08), pada saat malam tirakatan dan ulang janji, di Gedung Kesenian Baleharjo, Wonosari.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam amanatnya, anggota Pramuka merupakan perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia, konsekuensinya Pramuka harus mampu menjadi jembatan generasi milenial yang kuat dan cerdas. ” Artinya Pramuka harus kuat dalam menegakkan dan membela Ideologi Pancasila, konsisten dan loyal terhadap jiwa UUD 1945, membela utuh bersatunya NKRI dan kokoh rekatnya semangat Bhinneka Tunggal Ika, “tegasnya.

Lebih lanjut Sultan mengatakan, Pramuka harus cerdas aktualisasinya dalam jiwa kepramukaan sebagai gerakan kemasyarakatan yang berakar pada kebudayaan sendiri dan berbasis generasi muda. Faktanya meski anggota Pramuka terdiri atas berbagai keragaman etnis, agama, ras, golongan, budaya dan tradisi tetapi disatukan dalam motto bersama Satyaku Kudarmakan, Dharmaku Kubaktikan yang diikat oleh tatalaku Dasa Darma, maka Pramuka harus berada di garda terdepan dalam menjaga dan merawat, serta mewujudkan 4 (empat) pilar berbagsa itu.

“Ancaman disintegrasi kini kian nyata, sebagai jembatan generasi milenial yang akan mengambil alih kepemimpinan saat Indonesia Emas nanti, maka Pramuka DIY harus mampu berperan sebagai inisiator dan kreator serta integrator dari kegiatan-kegiatan yang
bersifat membangun semangat kebangsaan dan ke-Indonesiaan di kalangan generasi milenial, selain itu diharapkan pula dapat menjadi benteng ketahanan budaya dalam membendung penetrasi perusakan budaya terhadap generasi muda dengan cara
pelemahan berbagai aspek kehidupan berbagsa secara massif dan terus-menerus tetapi tanpa kita sadari ancamannya karena bagaikan milik sendiri,” jelasnya.

Namun apresiasi sebagai kreator dan benteng budaya itu, tidak akan bermakna jika Pramuka DIY sendiri tidak bisa membuktikan dirinya sendiri sebagai teladan yang merepresentasikan generasi muda.

Sementara itu ditemui terpisah Bupati Gunungkidul Hj. Badingah, S.Sos., mengharapkan apel besar ini sebagai momentum untuk meningkatkan peran dan aktivitas gerakan Pramuka dalam membangun generasi muda yang memiliki watak, kepribadian, karakter dan jati diri bangsa yang kukuh.

Bupati selaku Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Kabupaten mengatakan, Gerakan Pramuka harus mampu menjadi wadah untuk membangun karakter kaum muda melalui berbagai kegiatan yang dilakukan.

Untuk itu, Bupati mengajak anggota Pramuka di Gunungkidul bersemangat mengikuti semua kegiatan dan aktivitas kepramukaan serta bangga menjadi anggota Pramuka.

“Melalui Gerakan Pramuka dapat memupuk mental kepribadian yang kuat, disiplin dan pantang menyerah,” katanya.

Kepada jajaran pengurus Kwarcab dan Kwaran, Bupati mengajak untuk terus mengembangkan Gerakan Pramuka di daerah, tidak hanya di Gugus Depan berbasis sekolah, tetapi juga yang berbasis wilayah serta meningkatkan kemandirian Gerakan Pramuka pada manajemen pengelolaan pendidikan Pramuka.

 

sumber: Web Portal Gunungkidul

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *