Tiap Kalurahan di Gunungkidul Bakal Punya Satgas Siaga Sampah

GUNUNGKIDUL—Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul berencana membentuk lembaga pengelolaan sampah di tingkat kalurahan. Ditargetkan di 144 kalurahan di Gunungkidul sudah terbentuk lembaga ini pada akhir tahun nanti.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan satgas siaga sampah di Gunungkidul sudah dibentuk tahun lalu. Diharapkan keberadaan satgas dapat membantu dalam upaya optimalisasi pengelolaan sampah di Bumi Handayani.

Meski demikian, Hary mengakui proses pembentukan kelembagaan pengelolaan sampah tidak hanya berhenti di tingkat kabupaten. Pasalnya, lembaga ini juga akan dibentuk di seluruh kalurahan.

“Mudah-mudahan di akhir tahun nanti, 144 kalurahan di Gunungkidul sudah terbentuk Lembaga pengelola sampah,” kata Hary saat dihubungi, Senin (13/1/2025).

Dia menjelaskan, pembentukan Lembaga pengelola sampah tingkat kalurahan dikarenakan persoalan sampah bukan semata-mata tanggung jawab dari pemerintah.

“Sampah adalah produk kita bersama sehingga ada upaya tanggung renteng, bahwa ada beban atau komitmen di masing-masing elemen di masyarakat. Maka, pemerintah terdekat ada di kalurahan maka dibentuklah satgas pengelolaan di kalurahan,” katanya.

Mantan Sekretaris Dinas Pariwisata ini berharap dengan adanya kelembagaan pengelolaan sampah di kalurahan maka bisa mengoptimalkan upaya penanganan sampah di Gunungkidul. Di sisi lain, juga sebagai upaya peningkatan pengolahan sampah secara mandiri di lingkungan masyarakat.

“Semua butuh proses dan harapannya di akhir 2025, seluruh kalurahan di Gunungkidul sudah membentuk satgas ini,” kata Hary.

Anggota DPRD Gunungkidul, Ery Agustin Sudiyanti mengatakan persoalan sampah di Gunungkidul masih bisa teratasi sampai sekarang.

Hanya saja, sesuai dengan perkembangan zaman, harus ada aksi perencanaan lanjutan agar tidak menimbulkan masalah kelak di kemudian hari.

“Harus diantisipasi sejak awal agar bisa tertangani dengan baik. Apalagi produksinya terus bertambah dari waktu ke waktu,” kata Ery.

Menurut dia, upaya penanganan sampah juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Salah satunya dengan melakukan pemilahan sejak dari rumah sehingga sampah terbuang benar-benar hanya residu yang tidak bisa dimanfaatkan.

“Pengolahan dengan cara memilah ini penting karena ada yang bisa dimanfaatkan. Jadi, yang dibuang hanya residu yang tidak bisa diolah lagi,” katanya.

 

sumber: harianjogja.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *