Gunungkidul – Jemparingan merupakan olahraga tradisional khas Kerajaan Mataram, Ada banyak makna filosofi terkandung di olahraga ini, dan Olahraga panahan tradisional itu masih eksis hingga sampai saat ini.
Jemparingan merupakan olahraga panahan tradisional yang sudah ada sejak era Sri Sultan Hamengku Buwono I. Jemparingan berasal dari kata Jemparing yang berarti manah atau memanah dan menyongsong Hari Jadi Gunungkidul ke 194 menggelar Jemparingan di Lapangan Tennis Kompleks Bangsal Sewoko Projo, Sabtu (28/09/2024).
“Kegiatan yang akan kami coba dukung talenta-talenta dari Gunungkidul dibidang olahraga tradisional ini,”ucap Agus Mantara selaku Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Gunungkidul.
Kepala Dinas Kebudayaan juga mengungkapkan pihaknya sudah menggagas selama tiga tahun untuk menjadikan Jemparingan ini destinasi wisata kebudayaan.
“Di obyek-obyek wisata ini sudah mulai muncul ada tempat yang digunakan untuk Jemparingan, dan ini menjadi semangat kita bersama untuk melestarikan olahraga tradisional Jemparingan ini,” ujarnya.
Sedangkan untuk peserta, Agus Mantara menyebutkan dari data yang ada berdasarkan tempat latihan paling banyak berasal dari Ngawen disusul Semin kemudian ada Karangmojo dan Wonosari.
Membuka dan mencoba secara langsung bermain Jemparingan PLT Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengatakan bahwa Olahraga tradisional ini dapat menjadi sebuah potensi bila dikembangkan dengan baik.
“Seperti yang dikatakan Pak Kepala Dinas Kebudayaan, Jemparingan ini dapat menjadi destinasi wisata kebudayaan tentunya dengan dikolaborasikan karena dapat memberikan multiple efek perkembangan ekonomi,” kata Heri Susanto.
Dan PLT Bupati Gunungkidul berharap kedepan dapat terus dikembangkan lagi baik dari generasi tua maupun muda bersama-sama melestarika. Olahraga tradisional ini serta mengkolaborasikan mensingergikan menjadi Wisata Kebudayaan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Gunungkidul.
sumber: gunungkidulkab.go.id