Semester I/2024, Realisasi Investasi Gunungkidul Tembus Rp236 Miliar

GUNUNGKIDUL—Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Gunungkidul mencatat realisasi investasi semester I 2024 menyentuh Rp236,14 miliar.

Sekretaris DPMPTSP Gunungkidul, Asar Janjang Riyanti mengatakan data itu masih bersifat sementara. Dengan begitu, realisasi investasi dapat lebih dari angka tersebut.

“Untuk LKPM-nya [laporan kegiatan penanaman modal] masih belum ada. Jadi data realisasi investasi tadi belum kami tambah dengan LKPM TW [Triwulan] II,” kata Asar dihubungi, Jumat, (19/7).

Asar menambahkan sektor perdagangan dan pariwisata menyumbang kontribusi investasi paling besar. Dia juga sempat menjelaskan sektor pariwisata menjadi magnet bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Gunungkidul, sejalan dengan sektor industri dan perdagangan.

Kata dia, pariwisata di Gunungkidul terus berkembang, didukung oleh investasi yang masuk ke sektor ini, seperti perhotelan, vila, dan restoran. Berbagai destinasi wisata baru yang muncul di Gunungkidul antara lain Jungwok Blue Ocean di Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo; HeHa Ocean View di Pulang, Girikarto, Panggang; serta Obelix Sea View di Kapanewon Purwosari, dan lainnya.

Jika melihat dua tahun terakhir, realisasi investasi semester I berada di angka Rp200 jutaan. Pada paruh pertama 2022, realisasi investasi menyentuh Rp240,69 miliar. Sedangkan, realisasi investasi paruh pertama 2023 menyentuh Rp237,57 miliar.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian sepakat bahwa investasi paling besar ada di sektor pariwisata termasuk wisata buatan. Wisata buatan saat ini semakin banyak ditemukan di kawasan selatan.

Seiring dengan pertumbuhan kawasan selatan, Bappeda terus mengupayakan penyediaan fasilitas pelengkap yang hingga saat ini masih kurang. Pasalnya, fasilitas ini berdampak terhadap pertumbuhan investasi di Bumi Handayani.

Fasilitas yang dia maksud seperti jaringan air bersih dan listrik. Begitupun jalan tembus ke Wonosari dari JJLS atau dari JJLS ke destinasi wisata kurang layak.

Sebab itu, Arif mengaku Pemkab sedang mengejar penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Pembangunan/ penataan kawasan selatan nantinya berpedoman pada aturan keruangan tersebut. “Terkait optimalisasi jaringan listrik di sekitar JJLS, kami sudah banyak menjalin komunikasi dengan PT. PLN,” kata Arif.

Adapun jaringan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani baru sampai di sekitar Krakal. Sedangkan, menuju arah timur, jaringan air bersih masih belum memadai.

Kebutuhan anggaran perpanjangan jaringan air atau pembangunan sumber air tergolong besar. Sebab itu, Pemkab bersama dengan PDAM Tirta Handayani berupaya mendapat dukungan dana dari Kementerian-PUPR.

Lebih jauh, Arif berharap ada bangkitan ekonomi baru di kawasan utara. Ada dua proyek pembangunan yang saat ini sedang dikerjakan yaitu jalan masuk dari Sleman ke Gunungkidul atau jalan baru segmen Prambanan-Gayamharjo.

Di Kapanewon Gedangsari, pembangunan jalan baru pengganti ruas Hargomulyo–Watugajah di Bukit Clongop sedang dikerjakan. Jalan baru ini diharap dapat memangkas ongkos perjalanan atau ekspedisi.

Disinggung perihal pemanfaatan Tol Jogja – Solo, kata Arif perlu ada kajian lebih jauh untuk menarik pengunjung ke Gunungkidul. Hanya, dia berharap keberadaan proyek strategis nasional itu dapat memberi manfaat positif di Gunungkidul.

 

sumber: harianjogja.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *