Petani Cabai Gunungkidul Raup Keuntungan Puluhan Juta

GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul menyampaikan kelompok tani (KT) Sedyo Rukun, Padukuhan Gondang, Kalurahan Duwet, Wonosari dapat meraup keuntungan puluhan juta dari pertanian cabai. Hal ini menjadi angin segar bagi perekonomian petani setelah kemarau panjang yang terjadi.

Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan pertanian cabai tersebut berawal dari pemberian bantuan benih dalam bentuk sachet. Benih ini kemudian ditanam di atas lahan seluas 500 meter persegi dengan jumlah 1.000 batang. Jenis cabai keriting ini sudah berumur 50 hari setelah tanam (hst).

Pada petik pertama, KT Sedyo Rukun dapat menghasilkan sekitar 38 kilogram (kg) dengan harga Rp22.000 per kg atau sekitar Rp800.000. Saat ini, KT telah melakukan pemetikan kedua yang diperkirakan akan mendapat 160 kg dengan harga Rp10.000 per kg. Ada penurunan harga per kg, karena cabai yang dipetik merupakan cabai hijau.

“Kelompok tani Sedyo Rukun pada 2023 mendapat bantuan dari pemerintah berupa pembangunan sumur irigasi tanah dalam lewat anggaran DAK [dana alokasi khusus] Fisik Pertanian,” kata Raharjo dihubungi, Senin, (8/7/2024).

Petani KT Sedyo Rukun, Suparno mengatakan dalam satu periode musim tanam cabai sekitar empat bulan, maka dirinya dapat memanen hingga dua belas kali. Adapun dengan puncak produksi pada petik keempat, kelima, keenam dapat mencapai hasil 200 kg lebih dari lahan 500 meter persegi miliknya.

Apabila mengkalkulasi pendapatan selama musim tanam cabai empat bulan dengan dua belas kali petik, maka Suparno bisa mendapat sekitar Rp22 juta dari lahan seluas 500 meter persegi.

Dia menerangkan keberhasilan penanaman cabai ditentukan oleh beberapa faktor seperti penggunaan kompos yang cukup. Pupuk kompos dia olah dari kotoran ayam yang difermentasi yang berasal dari peternakan ayam petelur miliknya.

Selain itu, Suparno juga memberikan pupuk NPK cair setelah proses pemetikan setiap pekannya, sehingga merangsang pembuahan cabai berikutnya. Hal ini juga perlu disertai oleh ketersediaan air yang cukup. Air disuplai dari sumur irigasi.

Koordinator Sarana Prasarana Tanaman Perkebunan dan Hortikultura Bidang Perkebunan dan Pangan DPP Gunungkidul, Eni Wijayanah mengatakan perkembangan budidaya hortikultura di Gunungkidul masih menjadi andalan petani hortikultura Gunungkidul meski terdampak el nino di awal tahun. DPP mencatat produksi cabai besar dan keriting di Kabupaten Gunungkidul mencapai 910 kuintal sejak awal tahun hingga Mei 2024.

 

sumber: harianjogja.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *