Pada hari Senin tanggal 13 Mei 2024 diadakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Sekolah yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara tersebut bertempat di 2 ruangan di 1 Kantor yakni di Ruang Rapat Welas Asih dan Tepa Slira di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul.
Dalam acara tersebut turut hadir Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ibu Sarjiyatmi, SE,MM yang membuka acara di kelompok SMA dan Kepala Seksi Perlindungan Anak Ibu Suratmiari, S.S., MIDS, M.Ec.Dev. yang membuka acara.
Dalam kesempatan tersebut Ibu Sarjiyatmi menyampaikan bahwa Beliau Mewakili Ibu Kadis menyampaikan bahwa acara ini sangat penting, data dari UPT menunjukkan bahwa banyak korban kekerasan dari Perempuan, apabila terkait kasus kekerasan terkait psikis, fisik, penelantaran, dan seksual.
Gambaran yang terjadi di kabupaten Gunungkidul sudah melakukan Langkah-langkah sudah ada sosialisasi TPPO ke SMK di daerah pinggiran yang didominasi tempat wisatanya, jangan sampai terjadi di daerah itu, yang disasar Perempuan dan anak karena rentan terhadap kekerasan.
Yang melakukan layanan penanganan kekerasan ke UPT PPA (Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak) sudah ada Perda No. 1 tahun 2020 terhadap perlindungan Perempuan dan anak dari korban kekerasan. Juga sudah ada peraturan Bupati Perda no 33, tahun 2022 tentang pelaksanaan perlindungan Perempuan dan anak semua sudah ada payung hukumnya.
“Anggota tidak boleh dari Kepala Sekolah, sekarang kebanyakan kekerasan seksual apalagi ada undang-undang TPKS yang membagi kekerasan seksual menjadi lebih rinci seperti pandangan yang menggoda yang dahulu menjadi hal lumrah/biasa. Contoh kasus di kampus ada tukang menggoda mahasiswa juga dilaporkan namun karena ada tim di kampus bisa,” paparnya.
“Layanan cepat masuk ke RS ditangani dan divisum tidak usah berpikir akan membayar, sosialisasi layanan Unit PPA,” imbuhnya.
“Kemarin ngobrol dengan ibu Menteri saya siap datang malam baik Dasa Wisma, Padukuhan dimulai dari tingkatan terkecil, penjelasan roots day, gambaran kasus di Gunungkidul kadang juga melibatkan luar daerah yang jauh sehingga menjadi perhatian khusus,” ujar Narasumber pak Arief Winarko.
“Ketika sekolah ramah anak sudah memenuhi semua unsurnya maka juga bisa ramah Perempuan, kaitannya dalam Bahasa kemendikbud mulai pencegahan, penanganan, penguatan tata Kelola di pencegahannya,” pungkasnya.
sumber: sosial.gunungkidulkab.go.id