Gunungkidul – Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menghadiri upacara rasulan atau bersih desa di Kalurahan Beji, Kapanewon Patuk. Tradisi perayaan yang biasa digelar pasca panen ini diikuti ratusan warga di 6 padukuhan.
Kegiatan ini diawali dari kenduri yang digelar di Balai Padukuhan Jelok. Disini masyarakat menggelar doa bersama sebagai wujud rasa syukur atas panen yang sudah dilaksanakan. Tidak lupa ingkung ayam dan nasi gurih juga dihadirkan.
“Penyelenggaran tradisi ini dilakukan berdasarkan atas kesepakatan warga desa setelah mendapatkan rekomendasi waktu pelaksanaan dari tetua adat setempat,” kata Lurah Beji, Arif Wahyu Saputro usai acara.
Usai kenduri, bupati bersama masyarakat Padukuhan Jelok melanjutkan ritual merti kali Oya. Dalam ritual ini mayarakat membawa gunungan yang berisi hasil bumi dari balai padukuhan menuju bantaran sungai.
“Ada ratusan ikan yang kita lepas ke sungai. Ini sebagai wujud rasa syukur atas kesehatan dan keselamatan bagi warga yang mencari kehidupan di seputaran sungai,” papar Sukriyanto tokoh masyarakat setempat.
Usai kegiatan merti kali Oya, bupati juga mengikuti kegiatan ritual Mboyong Dewi Sri. Oleh masyarakat setempat acara ini dimaknai sebagai ritual menyimpan hasil panen khususnya padi.
“Sebelum padi di panen simbolis ada acara ini. Untuk tahun ini Bupati Gunungkidul yang melaksanakan ani-ani [memanen dengan alat tradisional] ,” paparnya.
Selanjutnya kegiatan bersih desa Beji, Patuk, Gunungkidul diakhiri dengan pawai budaya. Ratusan masyarakat dari 6 padukuhan mengikuti kegiatan ini mengambil start di balai kalurahan. Pawai melewati jalan desa menempuh jarak 5 kilometer.
Dalam sambutan pelepasan pawai budaya, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan adat tradisi budaya. Upaya ini dikatakan sebagai salah satu cara merawat bangsa dan negara.
“Dengan kegiatan seperti ini tentu saja melibatkan gotong royong antar warga. Ini modal besar yang dimiliki masyarakat kita [Gunungkidul],” kata Bupati.
sumber: gunungkidulkab.go.id