Pelatihan Ekraf Shibori dan Ecoprint

Tren kain shibori dan ecoprint belakangan mulai banyak digemari oleh berbagai kalangan. Dinas Pariwisata Gunungkidul menjadikan tren ini untuk dikembangkan di masyarakat melalui Pembinaan Usaha  Ekonomi Kreatif . Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata sebagai Dinas yang memberikan pembinaan usaha ekonomi kreatif  (ekraf) kepada masyarakat. Pembinaan Ekraf dilaksanakan pada tanggal 18 – 19 Februari 2020 dan dilanjutkan dengan kegiatan orientasi lapangan pada tanggal 20 Februari 2020.Pesertanya ialah perwakilan dari masing – masing kecamatan di Gunungkidul. Peluang besar ecoprint dan shibori jika dikembangkan dengan serius dapat menjadi barang kreatifitas bernilai jual. Hal ini sesuai dengan teknik shibori dan ecoprint yang cukup mudah, bahan tersedia disekitar tempat tinggal, proses pembuatan tidak lama, hasil yang menarik, ramah lingkungan, memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan bisa menjadi usaha rumahan.

Dinas Pariwisata Gunungkidul memperkenalkan shibori dan ecoprint kepada stakeholder pariwisata pada kegiatan pembinaan usaha ekonomi kreatif pada tanggal 18 – 19 Maret 2020. Usaha ekonomi kreatif tidak bisa lepas dari pariwisata, karena kedua hal tersebut saling berkaitan.  Shibori dan ecoprint masuk dalam kategori  sub sektor kriya. Peserta diberikan materi pembinaan mengenai pengertian ecoprint, shibori dan bagaimana proses pembuatannya. Shibori merupakan kesenian dari Jepang, dimana sebuah pola pada kain diciptakan melalui proses pencelupan pada pewarna. Dasarnya pembuatan Shibori mirip seperti membatik, di mana beberapa bagian kain ‘dilindungi’ agar tidak terkena pewarna. Sehingga hasil akhirnya memberikan pola sesuai dengan bagian yang diwarnai dan ‘dilindungi’. Ecoprint adalah teknik memberi pola pada bahan atau kain menggunakan bahan alami.

Diharapkan dengan adanya pembinaan ini, peserta dapat menularkan ilmu dan pengetahuannya untuk disampaikan kepada masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Sehingga dikemudian hari dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi masyarakat. Dan bisa menjadi daerah tujuan wisata baru di Gunungkidul.

 

sumber: wisata.gunungkidulkab.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *