Meski curah hujan pada Musim 5 ini dirasakan cukup rendah, tetapi justru membawa berkah tersendiri bagi para petani yang membudidayakan jagung hibrida dan tanaman palawija lainnya di Gunungkidul. Pada hampir semua wilayah sentra produksi palawija di Gunungkidul, khususnya jagung hibrida yang biasanya kurang optimal hasilnya, pada Musim Tanam (MT) 1, ternyata tahun ini membawa hasil yang memuaskan.
Ungkapan tersebut disampaikan Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos ketika melakukan panen jagung hibrida bersama kelompok tani Sido Makmur, di kawasan Gunung Bagus, Desa Giring, Kecamatan Paliyan (25/02). Diharapkan dengan adanya panen raya ini peningkatan produksi jagung ditahun ini dapat memenuhi pasokan bahan baku industri pengolahan pangan maupun pakan ternak di Gunungkidul pada umumnya.
Dengan hasil panen jagung yang melimpah pada tahun ini, para petani berharap mendapat kestabilan harga pasar. Kondisi ini mendapatkan perhatian khusus dari Bupati Gunungkidul, dimana telah Pemerintah Kabupaten telah meminta pemerintah pusat untuk tidak mengimpor jagung ditahun ini.”Saya sudah matur ke pak Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, sehingga harga jual jagung hasil panen tahun ini tetap terjaga dan memberikan keuntungan yang layak sehingga dapat mensejahterakan petani,” katanya.
Tanaman jagung yang tumbuh subur di kawasan Gunung Bagus itu juga sempat viral di dunia maya, pemandangan lahan jagung di perbukitan karst tersebut mempunyai daya tarik bagi para wisatawan yang lewat untuk berhenti sejenak ber selfi serta menyebarkan melalui media sosial.
Lahan perkebunan jagung di tengah area hutan jati di desa Giring, Kecamatan Paliyan adalah merupakan konsesi lahan kepada pihak ketiga di areal Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Yogyakarta di wilayah Gunungkidul untuk perkebunan jati unggul. PT. Silva Mataram selaku pihak ketiga memberikan hak tumpang sari kepada masyarakat sekitar hutan untuk dapat merasakan hasil pengelolaan yang sepenuhnya untuk mereka.
sumber: Web Portal Gunungkidul