Pada hari Selasa tanggal 23 Oktober 2018 Jam 08.30 WIB para peserta dari lima puluh Organisasi Perangkat Daerah dan 70 perwakilan dari perangkat desa se-Kabupaten Gunungkidul serta dari beberapa LSM seperti Imaji, YSKK dan Rifka Anissa hadir di Ruang Rapat I Setda Kabupaten Gunungkidul atas undangan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul dalam rangka Diskusi dan Bedah Buku Tali pati kisah-kisah bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul.
Bedah buku yang diselenggarakan kali ini mengangkat tentang permasalahan yang ada di Kabupaten Gunungkidul, keresahan dan beban mental yang terus menghantui masyarakat Gunungkidul dengan kejadian bunuh diri yang sering terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Hadir membuka kegiatan tersebut Ibu Asisten Administrasi Umum, Ibu Ir. Anik Indarwati, Msi menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Diskusi dan Bedah Buku Tali pati kisah-kisah bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul dan memberikan pembekalan peserta agar bisa mengikuti acara tersebut sampai selesai.
Setelah kegiatan dibuka secara resmi oleh Ibu Asisten Administrasi Umum, maka moderator kegiatan Diskusi dan Bedah Buku Tali pati kisah-kisah bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, Ibu Adriana, S.Sos. MAP memperkenalkan Sebuah buku karya Saudara Wage Dhaksinarga dan Bapak Iman Budi Santosa yang akan dibedah pada hari ini adalah karya yang tersusun sekitar tahun 2003 mencoba memuat tentang beberapa kejadian bunuh diri yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Merekam sebuah kehidupan masyarakat yang renta, terluka dan kesepian kemudian melakukan bunuh diri sehingga menjadikan peristiwa demi peristiwa tersebut sebuah misteri bagi masyarakat disekitarnya.
Sebelum narasumber penulis tersebut menyampaikan materi buku tersebut, narasumber yang pertama dr. Ida Rahmawati, SPKj MSc membuka wawasan audiens dengan menyampaikan beberapa fenomena kasus bunuh diri yang terjadi selama di Kabupaten Gunungkidul, dari penemuan Gen IIa (dua A) seorang pelaku bunuh diri yang merupakan salah satu perubahan fisik karena terjadinya depresi. Termasuk macam-macam bunuh diri yang terjadi karena beberapa faktor penyebab karena adanya kesengajaan, halusinasi maupun karena ancaman diri sendiri yang berlanjut pada upaya bunuh diri. Sehingga dr. Ida Rahmawati, SPKj. MSc mengajak para peserta untuk bersama-sama melakukan “lihat-dengar-hubungkan” apabila melihat sebuah gejala atau orang-orang beresiko bunuh diri melakukan hal-hal yang cenderung membahayakan diri mereka agar segera melakukan pendekatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang.
Selanjutnya Narasumber berikutnya Bapak Drs. Ali Ridlo, MM selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul menyampaikan informasi terkait kisah-kisah bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul dengan pemahaman ilmu agama, bahwa menurut agama Islam dan agama apapun bunuh diri merupakan perbuatan yang dilarang agama sehingga bagi semua manusia yang diciptakan dengan penuh Kasih dan Sayang oleh Tuhan yang Maha Kuasa akan mendapatkan siksaan yang pedih di alam nanti/akhirat apabila menyakiti diri sendiri apalagi melakukan bunuh diri. Kemudian dari pendekatan program Literasi, Bapak Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul mengajak para peserta diskusi untuk meningkatkan kembali program pemasarakatan minat baca masyarakat. Dari tingkat Kecamatan sampai desa di dorong untuk mengangkat program yang berkaitan dengan literasi seperti pengadaan buku dan sarana prasarana perpustakaan, terutama buku-buku yang berkaitan dengan “bunuh diri” dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul.
Diskusi berlanjut ke materi dari narasumber penulis yang menyampaikan inspirasi dari kegelisahan penulis selama ini melihat kasus yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Beberapa daerah dan lokasi kejadian coba didatangi dan melakukan wawancara dengan keluarga korban serta masyarakat di lingkungan terjadinya kasus bunuh diri tersebut. Sehingga terwujudlah sebuah buku yang berjudul “Tali-tali pati kisah kisah bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul.
Sebagai kata kunci dari Diskusi Bedah Buku hari ini Bapak Jaka Yanuwidiasta dari Ketua Imaji Kabupaten Gunungkidul, LSM yang mempunyai program pendampingan orang dengan gangguan jiwa, dan keluarga pelaku bunuh diri, menyampaikan beberapa harapan bersama bahwa sinergitas antar organisasi baik pemerintah maupun swasta dan menyamakan persepsi tentang penyebab terjadinya kasus bunuh diri sangat penting.
sumber: DPK Gunungkidul