Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Samuel Abrijani Pangerapan mengungkapkan, masuknya era digital perlu dikombinasikan antara seni dan teknologi. Kemajuan teknologi diharapkan akan membawa nilai-nilai kreativitas.
Menurutnya, kalau tiap-tiap kampung di Indonesia punya satu produk unggulan, maka akan muncul 75.000 hingga 80.000 produk unggulan. Batik di Gunungkidul menjadi salah satu contohnya. Lebih jauh ditambahkan, batik tidak lekang oleh waktu. Disamping itu dengan sentuhan kekinian batik juga dapat menjadi fashion bagi anak muda.
“Saya selalu memakai batik dan selalu saya kombinasikan, Tidak salah jika batik ini dalam acara apapun dapat diterima. Batik memang seharusnya menjadi baju nasional,” ujarnya.
Bupati Gunungkidul Hj. Badingah S.Sos., menambahkan, perkembangan batik di Gunungkidul kini semakin luar biasa. Bahkan masyarakat di 11 kecamatan sudah meningkatkan atau mengembangkan produksi batik. Hal ini tentunya selain akan memperkuat Gunungkidul menjadi sentra batik, juga akan memberikan dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. “ Bahkan untuk para PNS di Gunungkidul ini juga diwajibkan untuk menggunakan batik lokal,” imbuhnya.
Pengurus Batik Manding Siberkreasi Endro Guntoro menuturkan, perkembangan batik ini diharapkan mampu memberikan geliat pada ekonomi produktif masyarakat. Melalui pemberian keterampilan bersama di kampung batik ini nantinya akan memajukan produk atau hasilnya. Pelatihan tidak hanya menyasar pada peningkatan keterampilan saja namun juga mendorong pemasaran yang lebih luas. Pemanfaatan teknologi perlu dipergunakan dan melibatkan anak-anak muda.
Kegiatan ini selain dihadiri Bupati Gunungkidul Hj. Badingah S.Sos., juga hadir Forkompimda dan undangan. Pada kesempatan ini juga dilaksanakan membatik kain sepanjang 35 meter oleh Paguyuban Pembatik Kampung Batik Manding Siberkreasi, fashion show, pameran fotography dan musik keroncong.
sumber: Web Portal Gunungkidul