Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY menyampaikan sosialisasi sekaligus ajakan agar bijak dalam bermedia sosial. Kegiatan pemahaman mengenai literasi digital tersebut diberikan kepada komunitas karang taruna di Semanu, pelajar SLTA, pengelola media online Gunungkidul, alumni SMAN 1 Wonosari dan masyarakat umum.
Kepala Bidang IKP Dinas Kominfo Provinsi DIY, Drs. Bayu Februarino Putro menganggap bahwa literasi digital mendesak diberikan kepada generasi muda. Hal tersebut tidak lepas adanya momentum menjelang digelarnya Pemilu 2019.
“Tentunya dampak negatif dan positif pesatnya perkembangan teknologi informasi di tengah masyarakat pasti ada,” tegasnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DIY bersinergi dengan Pemerintah Daerah Gunungkidul dan instansi terkait semakin gencar menggelar acara literasi digital untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam bermedia sosial. Sehingga dapat digunakan sebagai agen informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Berita hoax tersebar biasanya menggunakan nama orang atau identitas yang tidak jelas saat posting informasi. Umumnya juga berisi yang bermuatan propaganda,” terang Bayu.
Dalam kesempatan tersebut salah satu tokoh masyarakat, Nurul Latifah, S.Psi menilai, terhindarnya anak atau pelajar dalam persebaran informasi hoax tentu tidak terlepas dari ketahanan keluarga.
“Lingkungan keluarga yang rapuh karena kesibukan orang tua dapat menjadi pelarian bagi anak sehingga ketergantungan internet, hal ini akibat dari kurang adanya komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak,” jelasnya.
Ketergantungan internet tanpa dilandasi sikap dewasa dan bijak dapat memungkinkan anak atau pelajar terimbas informasi hoak. Selain orang tua, guru juga diharap menjadi sosok yang dapat diteladani dengan memberi contoh bagaimana bijak bermedia sosial.
Sementara itu, anggota Komisi A DPRD Provinsi DIY, Bambang Krisnadi, SH., M.Si memberikan tips bagaimana menyikapi dan menanggulangi berita hoax. Menurutnya dengan rajin membaca berita atau informasi dari media massa yang memiliki legalitas yang jelas sangat efektif menghindari hoax.
“Yang paling rentan adalah para pengguna gadget yang jarang membaca berita dari media yang jelas. Malas melakukan klarifikasi dari kebenaran berita tersebut. Kurang teliti dalam mencerna, serta tidak cerdas melihat apa tujuan dari informasi yang tersebar,” urainya.
sumber: KOMINFO Gunungkidul