Wakil Bupati Hadiri Tradisi Kirab Pusaka dan Kuras Gentong Desa Pengkol

Tradisi kirab pusaka dan kuras gentong di Desa Pengkol Kecamatan Nglipar dilaksanakan setiap tahun, pada 1 Suro atau 1 Muharram tahun baru islam. Pada acara tersebut, beberapa pusaka peninggalan leluhur dikirab dan di jamas. Tradisi ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan salah satu pelestarian budaya budaya adiluhung peninggalan nenek moyang.

Ketua penyelenggara kirab dan jamasan pusaka, Puryanto mengatakan, kirab serta jamasan pusaka telah menjadi agenda rutin dalam enam tahun terakhir setiap satu Suro. Ia mengatakan, ada empat pusaka milik warga serta satu pusaka milik Desa Pengkol dalam upacara tersebut.

“Pusaka tersebut berupa, dua Tumbak Koro Welang, Tumbak Kyai Umbul Katon, Payung Agung dan Cemethi Pamuk yang diambil dari rumah budaya kemudian dipegang oleh abdi dalem keraton Ngayogyakarta dan di kirab ke sebuah tempat bernama Plipah Ki Damar Jati,” kata Puryanto, Selasa (11/09).

Ia mengatakan, sesampainya di lokasi itu, sesepuh desa menggelar doa bersama masyarakat, kemudian dilakukan prosesi jamasan yang dilakukan oleh sesepuh desa serta masyarakat umum.

“Tujuan dari jamasan sendiri sebenarnya untuk menjaga kesucian pusaka serta penghormatan kepada leluhur. Selain itu jamasan juga untuk menjaga kebersihan pusaka,” imbuh dia.

Adapun dalam rangkaian acara turut berlangsung sejumlah kesenian tradisional diantaranya gejog lesung, jathilan, reog, serta atraksi silat. Panitia berharap dengan adanya tontonan atau hiburan tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam meneruskan atau melestarikan budaya dari nenek moyang.

“Kalau ada hiburannya masyarakat juga terhibur, antusias datang dan menyaksikan setiap prosesi. Sehingga mereka paham dan harapannya nanti kita punya generasi penerus yang akan melanjutkan tradisi ini,” pungkas dia.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengatakan, adanya kegiatan kirab pusaka seperti ini pihaknya mendukung. Sesuai dengan visi misi bupati Gunungkidul, selain dunia pariwisata juga melestarikan tradisi dan budaya yang ada.

Selain makna religius, kirab pusaka dan kuras gentong juga terselip tujuan luhur yaitu untuk menjalin hubungan yang baik antara sesama manusia melalui sikap kekeluargaan dan kegotong royongan dalam karya bersama, menyebarkan energi positif menghalau energi negatif.

“Mari bangun desa dengan semangat kebersamaan dengan prinsip dan semangat guyup rukun, sangkul sinangkul ing bot repot serta saiyeg saeka kapti dalam karya dan usaha,”.

Ia berharap kegiatan ini terus dilestarikan oleh masyarakat bahkan kaum muda juga harus ikut aktif dalam melestarikan budaya yang dimiliki daerah.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, anggota DPRD Provinsi DIY, Selamet, Arif Setiyadi, anggota DPRD Gunungkidul, Dody Wijaya, Edi Susilo, Dinas Kebudayaan, Agus Mantara, Dinas Pariwisata, Camat Nglipar, Witanto beserta unsur Forkopimca, perwakilan Abdi Dalem Keraton Ngayogjokarto Hadiningrat.

 

sumber: Web Portal Gunungkidul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *