Bupati me-Launching Destinasi dan Pasar Digital Geosite Ngingrong

Geosite Ngingrong resmi di launching sebagai salah satu Destinasi Digital ke-2 di Daerah Istimewa Yogyakarta, setelah sukses diluncurkannya destinasi digital Kaki Langit, oleh  Kementerian Pariwisata RI beberapa waktu yang lalu. Peluncuran Destinasi Digital di Geosite Ngingrong dilaksanakan, Sabtu, (08/9), oleh Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos., yang dikemas dengan festival kuliner Ngingrong. Tampak hadir acara tersebut, Kepala Dinas Kesehatan, Dewi Irawaty, Kepala Dinas Pariwisata, Asti Wijayanti, Anggota DPRD DIY, Rani, Anggota DPRD Gunungkidul, Ery Agustin, Kepala Bidang IKP, Irfan Ratnadi, Kepala Bidang, Layanan Informatika, Kelik Yunianto, perwakilan dari Kementerian Pariwisata RI dan Generasi Pesona Indonesia.

Sebelum pelaksanaan launching, koordinator GenPI Yogyakarta, Nunung Elizbeth, selaku pelaku promosi destinasi digital, melaporkan, bahwa acara tersebut berlangsung pukul 14.00 -19.00 WIB, destinasi digital ini begitu cepat berbenah dari embrio menjadi pasar, sejak kedatangan Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Putro Sandjojo, 31 Juli yang lalu.

Dan tentunya kesibukan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jogja bakalan bertambah, dengan sejumlah destinasi digital yang dikelola. Ditambah lagi destinasi di Ngingrong yang kita luncurkan bersama ini. Kami meminta dukungan dari seluruh stakeholder pariwisata, terlebih kepada Bupati Gunungkidul, Dinas Pariwisata Gunungkidul, serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, agar ikut berpartisipasi dalam pembukaan destinasi digital kedua di Jogja ini.

“Sengaja kami konsep dengan acara Festival Kuliner Gunungkidul, dengan berbagai lomba seperti performa lapak, lomba foto Instagram, sekaligus penambahan atraksi Jemparingan di Ngingrong,” ujar wanita yang akrab disapa Elza itu.

Lebih lanjut Elza menjelaskan, Pasar Ngingrong merupakan destinasi digital pertama di Jogja yang mengkolaborasikan jemparingan.

Dipilihnya Jemparingan menjadi salah satu atraksi, bukan tanpa sebab. Pasar Ngingrong akan dikembangkan menjadi destinasi yang mengutamakan adventure experience. Nantinya, akan ada wisata susur goa serta flying fox. Tentunya dengan adanya atraksi Jemparingan diharapkan akan semakin menyasar lebih banyak wisatawan.

“Selain itu wisatawan juga dapat mengikuti lomba foto selama acara berlangsung. Berbagai hiburan pun seperti musik akustik, tari tradisional, penampilan reog dan gejog lesung turut memeriahkan acara peresmian.

Bupati Hj. Badingah, dalam sambutannya menyampaikan dukungan dan apresiasi setiap upaya kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendukung pemberdayaan potensi daerah, khususnya pariwisata di Gunungkidul. Kami juga mengapresiasi jajaran Dinas Pariwisata Pemda DIY yang telah banyak terlibat secara intens dalam pengembangan wisata Gunungkidul

Salah satu potensi pariwisata yang layak dikembangkan dan difasilitasi untuk menjadi salah satu obyek wisata unggulan daerah yaitu produk kuliner dengan konsep tradisional dan sangat menonjolkan ciri khas ke daerahan. Segmen pasar pariwisata kuliner masih sangat luas dan terbuka di Indonesia bahkan hingga mancanegara, tinggal bagaimana upaya mengemas produk secara profesional melalui cara-cara kreatif dan inovatif dalam memasarkannya. Oleh karena itu, upaya pemasaran dan penyebarluasan melalui pendekatan teknologi digital, akan sangat membantu dan saya kira sangat memungkinkan membuka peluang bisnis ikutan yang lebih besar, khususnya bagi kaum muda kita. Melalui Destinasi dan Pasar Digital Ngingrong ini, kita harapkan menjadi tempat berkumpul dan berinteraksi bagi kaum muda untuk saling bertukar ide-ide kreatif dan inovatif, khususnya dalam mempromosikan pariwisata Gunungkidul. “Dampak positif promosi wisata melalui teknologi digital, juga kami harapkan menumbuhkan semangat enterpreneurship kaum muda Gunungkidul,  khususnya bidang pariwisata”, pungkasnya.

Terpisah, Koordinator Offline GenPI Jogja Ully Ashidiqi mengatakan, banyak hal yang dipersiapkan menuju peresmian destinasi digital ini. Baik dari sisi promosi online, offline, maupun persiapan fisik destinasi digital. Persiapan paling lama adalah pembangunan tempat makan yang menghabiskan waktu hingga tiga minggu. Koordinasi dengan segala pihak pun gencar dilakukan, termasuk bersama warga.

“Warga adalah kunci dari terselenggaranya kegiatan ini, tanpa warga persiapan fisik pasar tidak mungkin bisa dikebut dalam waktu seminggu. Dinas Pariwisata Gunungkidul, Dinas Pariwisata DIY, dan teman-teman komunitas pun sangat mendukung penuh,” terang Ully.
Pada kesempatan yang berbeda Kemenpar RI, Arief Yahya juga ikut mengapresiasi langkah dan ide-ide kreatif yang dimunculkan GenPI. Menurutnya ini merupakan bukti kuatnya Creative Value dari GenPI. GenPI mampu menyuguhkan atraksi-atraksi yang dapat mengundang wisatawan, tanpa meninggalkan tradisi serta budaya tradisional.

“Saya sering menyebutnya 2C, yaitu Creative Value dan Commercial Value. Kreatif dalam mengangkat tema-tema pariwisata di media sosial dari desain, pemilihan kata sampai pembuatan event. Dan selanjutnya even itu harus menciptakan nilai komersial yang bermanfaat bagi setiap anggota komunitas maupun masyarakat sekitar,”.

“Tidak bisa dipungkiri, optimalisasi pengembangan sektor pariwisata menjadi quick wins untuk mengeskalasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Destinasi digital adalah salah satu langkah penguatan itu,” jelasnya.

sumber: Web Portal Gunungkidul

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *